Profil Wirausahawan
Sukses
Medan, Juni
2018
SUGIATO KUSUMA
TUGAS MATA KULIAH
KEWIRAUSAHAAN PROFIL WIRAUSAHAWAN MUDA DAN TOKOH INSPIRATIF
Dosen Pengasuh
Dr. Agus Purwoko, S.Hut., M.Si.
Oleh:
Muhammad Azhar
171201185
Hut 2 B
PROGRAM STUDI KEHUTANAN
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS SUMATERA
UTARA
2018
Sugianto Kusuma
Pendiri Agung Sedayu Group
Lahir Palembang, Kota Palembang, Sumatera Selatan,
Indonesia, 10 Januari 1951
Profesi Pendiri Agung Sedayu Group
Karier
·
Wakil Komisaris PT
Bank Artha Graha, Tbk
·
Wakil Presiden
Perseroan PT Jakarta International Hotels & Development Tbk
·
Pendiri Agung Sedayu
Group
PROFIL
Sugianto Kusuma memulai karir dan kesuksesannya dengan
membangun mall elektronik terintegrasi pertama di Indonesia yakni Harco Mangga
2 pada tahun 1991. Setelah itu Agung melebarkan jaringan bisnisnya dengan
menggarap proyek perumahan, perkantoran dan apartemen, hingga kawasan niaga dan
industri.
Jaringan perumahan yang ia kelola yaitu Green
Lake City, Grand Galaxy City, Puri Mansion, dan masih banyak lagi. Tak hanya
itu, beberapa proyek properti juga berhasil dikembangkan oleh Group ini seperti
Kelapa Gading Square, Puri Mansion, Ancol Mansion, Taman Anggrek Residence,
Senayan Golf Residence, dan Green Sedayu Biz Park.
Bos Agung Sedayu Group yang gemar bermain golf
ini memiliki nama lengkap Sugianto Kusuma atau yang sering dikenal dengan nama
Aguan. Ia menikah dengan gadis bernama Li Ping dan memiliki anak gadis yang
juga menikah dengan sesama pengusaha properti.
Aguan merintis Agung Sedayu Group pada tahun
1970 dengan mendirikan perusahaan kontraktor rumah pertokoan. Setelah
berkembang pesat, Agung Sedayu Group lalu mendirikan Harco Mangga 2 pada tahun
1991.
Pada tahun 1990, Sugianto menjabat sebagai
Wakil Komisaris Utama PT Bank Artha Graha Tbk, kemudian pada tahun 2004 ia
bergabung dengan Bank Inter-Pasific, Tbk dan kemudian ketika Bank Inter-Pasific
bergabung dengan Bank Artha Graha pada tahun 2005 ia menjabat sebagai Wakil
Komisaris Utama PT Bank Artha Graha International Tbk.
Pada 2009 ia menjabat sebagai Wapres Komisaris
Perseroan PT Jakarta International Hotels & Development Tbk hingga saat
ini.
PRESTASI
– PRESTASI YANG TELAH DI CAPAI
Selalu ada orang-orang kaya yang layak dibahas dan
diblejeti kekayaannya oleh Mojok Institute di rubrik Nafkah. Dan minggu ini,
pilihan Mojok Institute jatuh pada sosok Sugianto Kusuma.
Ada
banyak alasan kenapa Mojok Institue memutuskan untuk membahas sosok Sugianto
Kusuma ini, selain karena ia adalah salah satu orang terkaya di Indonesia
(orang terkaya nomor 38 di Indonesia), Sugianto Kusuma juga merupakan salah
satu orang yang bertanggung jawab atas kalimat pemasaran legendaris, “Senin
depan harga naik!”
Sugianto
Kusuma adalah bos dan pendiri dari Agung Sedayu Group, salah satu perusahaan
pengembang properti terbesar di Indonesia. Salah satu perumahan paling terkenal
dari perusahaan milik Sugianto adalah Bukit Golf Mediterania, perumahan yang
iklannya hampir selalu berseliweran di televisi dan tanpa sadar membuat kita
ikut menyanyikan jingle-nya. “Bukit Golf Mediteraaaaniaaa, Pantai Indah
Kapuuuuuuk.”
Sebagai
bos perusahaan properti terkemuka, Sugianto Kusuma punya banyak aset yang
membuatnya menjadi seorang yang kaya raya.Pria yang punya nama panggilan Aguan
ini disebut sebagai dedengkot para naga (taipan
etnis Tionghoa) di Jakarta.
Melalui Agung Sedayu Group, Sugianto mengembangkan banyak
city & township development. Di antaranya adalah Green Village, Green
Puri, Golf Residence at Kemayoran, River Valley Residence, Green
Lake City, Golf Lake Residence, Grand Galaxy City, Puri
Mansion, Senayan Golf Residence, Green Mansion, Grand Cibubur
Country, dan Golf Mediterania.
Pada
segmen high rise building, asetnya tak kalah mencengangkan. Setidaknya, ada
beberapa apartemen yang dibangun oleh Agung Sedayu Group, di antaranya Green
Sedayu Apartment, Sedayu City @ Kelapa Gading, Puri Mansion
Apartment, Menteng Park, Taman Anggrek Residences, The Mansion
@Dukuh Golf Kemayoran, District 8 Lot 28 SCBD, dan Residence One at
Serpong Boulevard. Ancol Mansion, Senayan Residence, The Mansion
at Kemang, The Boulevard, City Resort Residence, dan Kelapa Gading
Square.
Tak
hanya perumahan dan apartemen, Agung Sedayu juga mengembangkan kawasan industri
sendiri. Sejauh ini, sudah ada setidaknya tiga kawasan Industri yang dimiliki
oleh Agung Sedayu, yaitu Sedayu Square, Green Sedayu Biz Park Cakung,
dan Green Sedayu Biz Park Daan Mogot.
Nah,
dengan jumlah aset yang begitu banyak tersebut, lantas kira-kira, berapakah
jumlah total kekayaan yang dimiliki oleh Sugianto Kusuma?
Berdasarkan
data yang dirilis oleh majalah Globe asia beberapa waktu yang lalu, kekayaan
Sugianto tercatat sebesar US$ 910 juta, atau sekitar Rp130,5 triliun. Yah,
dengan uang sebanyak itu, tak heran jika Sugianto mudah untuk mengembangkan
jaringan bisnisnya dan bikin perumahan di mana-mana.
Kalau kita mah, cukup nyanyi jingle perumahannya sambil
lihat wajah manis Feni Rose saja sudah girang setengah mati.
KIAT – KIAT SUKSES DALAM USAHA
Brigjen TNI (Purn) Slamet Singgih membuat
buku memoar yang mengisahkan berbagai pengalamannya selama bertugas di dunia
intelijen hingga menjadi staf ahli Menteri ESDM. Slamet tak segan bercerita
tentang kedekatannya dengan Aguan, bos Agung Sedayu Group, dan Tomy Winata.
Termasuk memaparkan bagaimana beberapa pengusaha meminta bantuannya demi
melancarkan bisnis mereka.
tirto.id - “Hey, lo sudah
kenal sama Pak Slamet Singgih (Brigjen TNI Purn) ya, lo kenal
di mana? Nah ini ada dua kemungkinan lo bisa kenal Pak Slamet.
Kalau lo dulu engga ditangkep atau diperiksa ama dia, lo pernah nganterin duit
ke Pak Slamet.”
Kalimat canda itu dilontarkan oleh Tomy Winata (TW), konglomerat pemilik Grup Artha Graha yang dikenal dekat dengan kalangan elite TNI, saat bersama Brigjen TNI (Purn) Slamet Singgih bertemu dengan dua tamu yang datang ke ruangan khusus TW, di lantai dua, di atas Musro Club & Lounge, yang terletak di Hotel Borobudur, Jakarta.
Slamet rupanya tak tersinggung dengan kalimat soal "duit" dari TW yang memang dikenal suka bercanda oleh para koleganya itu. Maklum, saat itu, Slamet juga sedang diberi "pekerjaan" oleh Tomy untuk ikut "mengelola" dan meramaikan Musro Club & Lounge milik sang taipan.
Kedua tamu Tomy itu pun menjawab,”Enggak Pak, waktu itu kami kenal, dikenalin temen.” Sementara tamu satunya,”Saya kenal Pak Slamet di Lapangan Tembak Senayan.”
Perbincangan akrab antara Tomy Winata, Slamet Singgih dan dua tamu Tomy itu, tertuang dalam buku memoar Slamet Singgih yang ditulisnya sendiri dan diberi judul: "INTELIJEN, Catatan Harian Seorang Serdadu", yang diterbitkan Kata Hasta Pustaka, tahun 2014.
Brigjen TNI (Purn) Slamet Singgih yang merupakan lulusan Akmil 1965, mengakhiri karier militer sebagai Wakil Inspekur Jenderal TNI AD (Wairjenad), pada tahun 1998. Slamet memang piawai di dunia intelijen setelah memulai karier sebagai staf intelijen di Kodam X/Lambung Mangkurat dan Satgas Intel Laksus Kalsel. Ilmu intelijennya makin terasah saat bertugas di Satgas Intel Laksusda Jaya dan Detasemen Intel Kodam V/Jayakarta (kini Kodam Jaya) Jakarta, pada tahun 1974.
Selanjutnya pada tahun 1981, setamat Seskoad, Slamet bertugas di Kodam II/Sriwijaya mulai dari komandan batalyon, Dandim, Wakil Asisten Intelijen dan bahkan Asisten Intelijen Pangdam IV/Sriwijaya (kini Kodam II), Palembang. Berbekal ilmu intelijen yang tarasah, Slamet pun balik ke Jakarta dan bertugas di Badan Intelijen Strategis (Bais) ABRI pada tahun 1990.
Selanjutnya pada awal 1995, Slamet menjabat Direktur D Bais ABRI. Pascamengakhiri dinas kemiliteran pada tahun 1998, Slamet ditugaskan sebagai staf ahli Menteri ESDM di masa Menteri Kuntoro Mangkusubroto.
Pengalaman di dunia intelijen itulah yang agaknya membuat Slamet banyak "bersinggungan" dengan kalangan pengusaha. Beberapa bahkan meminta bantuan Slamet sebagai teman untuk kepentingan bisnisnya.
Kalimat canda itu dilontarkan oleh Tomy Winata (TW), konglomerat pemilik Grup Artha Graha yang dikenal dekat dengan kalangan elite TNI, saat bersama Brigjen TNI (Purn) Slamet Singgih bertemu dengan dua tamu yang datang ke ruangan khusus TW, di lantai dua, di atas Musro Club & Lounge, yang terletak di Hotel Borobudur, Jakarta.
Slamet rupanya tak tersinggung dengan kalimat soal "duit" dari TW yang memang dikenal suka bercanda oleh para koleganya itu. Maklum, saat itu, Slamet juga sedang diberi "pekerjaan" oleh Tomy untuk ikut "mengelola" dan meramaikan Musro Club & Lounge milik sang taipan.
Kedua tamu Tomy itu pun menjawab,”Enggak Pak, waktu itu kami kenal, dikenalin temen.” Sementara tamu satunya,”Saya kenal Pak Slamet di Lapangan Tembak Senayan.”
Perbincangan akrab antara Tomy Winata, Slamet Singgih dan dua tamu Tomy itu, tertuang dalam buku memoar Slamet Singgih yang ditulisnya sendiri dan diberi judul: "INTELIJEN, Catatan Harian Seorang Serdadu", yang diterbitkan Kata Hasta Pustaka, tahun 2014.
Brigjen TNI (Purn) Slamet Singgih yang merupakan lulusan Akmil 1965, mengakhiri karier militer sebagai Wakil Inspekur Jenderal TNI AD (Wairjenad), pada tahun 1998. Slamet memang piawai di dunia intelijen setelah memulai karier sebagai staf intelijen di Kodam X/Lambung Mangkurat dan Satgas Intel Laksus Kalsel. Ilmu intelijennya makin terasah saat bertugas di Satgas Intel Laksusda Jaya dan Detasemen Intel Kodam V/Jayakarta (kini Kodam Jaya) Jakarta, pada tahun 1974.
Selanjutnya pada tahun 1981, setamat Seskoad, Slamet bertugas di Kodam II/Sriwijaya mulai dari komandan batalyon, Dandim, Wakil Asisten Intelijen dan bahkan Asisten Intelijen Pangdam IV/Sriwijaya (kini Kodam II), Palembang. Berbekal ilmu intelijen yang tarasah, Slamet pun balik ke Jakarta dan bertugas di Badan Intelijen Strategis (Bais) ABRI pada tahun 1990.
Selanjutnya pada awal 1995, Slamet menjabat Direktur D Bais ABRI. Pascamengakhiri dinas kemiliteran pada tahun 1998, Slamet ditugaskan sebagai staf ahli Menteri ESDM di masa Menteri Kuntoro Mangkusubroto.
Pengalaman di dunia intelijen itulah yang agaknya membuat Slamet banyak "bersinggungan" dengan kalangan pengusaha. Beberapa bahkan meminta bantuan Slamet sebagai teman untuk kepentingan bisnisnya.
KESIMPULAN
Pada zaman yang semakin maju ini, semakin
banyak pula Pengusaha-pengusaha besar, Pejabat-pejabat tinggi, Dokter, Guru,
Pilot, Ilmuwan-ilmuwan, Polisi, Arsitek, dan profesi lainnya. Namun selain itu,
juga banyak pengangguran pada zaman sekarang yang bisa disebabkan karna
kurangnya lapangan kerja atau bahkan memang tidak ada kemauan untuk sukses dari diri
sendiri. Karna memperhatikan hal tersebut, penulis memberikan
penjelasan-penjelasan dan motivasi untuk menjadi sukses melalui upaya
peningkatan kesadaran
Setiap orang yang hidup di dunia ini pasti
ingin sukses. Namun, untuk mencapai kesuksesan itu tidak semudah membalikkan
tangan. Salah satunya orang sukses itu tidak pernah menyerah pada keadaan.
Selain itu, orang sukses juga selalu mempunyai cara-cara tertentu untuk
mewujudkan kesuksesan. Dengan demikian, kesuksesan yang mereka alami saat ini
tidak lain adalah buah dari segala pengrobanan. Kesuksesan bukan hanya di
bidang akademis, namun hobi yang biasa kita lakukan di waktu senggang pun dapat
kita tingkatkan menjadi prestasi yang membanggakan, bahkan menjadi modal yang
sangat berharga untuk membangun masa depan nanti.
SARAN
kita harus sadar bahwa menyia-nyiakan waktu belajar itu tidak
lah benar. Sudah menjadi kewajiban kita menuntut ilmu setinggi-tingginya demi
mencapai kesuksesan di masa depan nanti. Karna, kesempatan hanya datang sekali
jika kita menyia-nyiakan kesempatan tersebut maka hanya penyesalan lah yang
datang nantinya.Keberhasilan yang kita capai dimasa depan nanti bukan hanya
untuk diri kita sendiri namun juga untuk keluarga, bangsa, dan negara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar